Yenni Hartati's Blog & Shop

Gara – Gara Jalan Rusak

Posted on: November 18, 2009

Lama sekali nggak nulis. Hari ini ku sempatkan untuk menggoreskan sesuatu. Terkait dengan kejadian yang baru kualami kemarin. Sekedar untuk mengenang, dan mengambil pelajaran. Semoga tidak akan pernah terulang.

Kemarin aku mengalami kecelakaan kecil, saat mengendarai Beat kesayangan. Saat itu pukul 13 kurang. Aku melintasi jalan Kahfi 2, menuju rumah teman di Komplek Mabad. Jalan Kahfi dua ini terbagi menjadi dua jalur, tanpa pemisah. Jalan yang cukup sempit ini, cukup ramai dilalui oleh kendaraan bermotor.  Tak heran jika sering terjadi kemacetan di jalan ini. Penyebabnya antara lain dekat dengan pool Kopaja, sehingga Kopaja (khususnya yang ke arah Blok M) berjalan lambat sambil menunggu penumpang. Selain itu, jalan ini juga kerap kebanjiran, karena luapan air kali yang terletak di sisinya. Penyebab lainnya, jalan ini melintasi pintu masuk Setu Babakan. Tempat wisata murah meriah, yang ramai dikunjungi, terutam di hari libur.

Paling bete, ketika mengalami kemacetan di jalan ini. Soalnya, sering kali kita harus sabar menunggu. Sulit sekali bahkan tidak mungkin mendahului kendaraan di depan kita. Karena itu berarti mengambil jalur lawan yang juga cukup ramai. Tentunya hal ini berlaku untuk kendaraan roda empat. Tidak dengan roda dua yang bisa nyelip di sisi kanan atau kiri jalan.

Saat aku melewati jalan Kahfi dua siang itu. Kondisi jalan cukup ramai. Diperparah lagi, adanya galian kabel yang menambah ketidaknyamanan jalan. Di suatu ruas, arus lalu lintas cukup tersendat. Aku dengan sabar berjalan pelan di belakang sebuah mobil sedan. Sama sekali tidak terlintas di benakku untuk nyelip dari sisi kiri jalan. Mengingat kondisi tepi jalan yang tidak beraspal, dalam kondisi becek bahkan di beberapa sisi digenangi air.

Dari kaca spion, aku sempat melihat mobil Kijang berplat militer di belakangku. Tak lama kemudian, terlihat Kijang itu berjalan cepat dan agak ke kanan. Sepertinya dia akan mendahului kendaraan – kendaraan di depan. “Tapi apa mungkin ?”, pikirku. Toh barisan kendaraan ini cukup panjang. Kijang itu benar – benar berjalan cepat, tapi tidak jauh. Ia pun segera merapat ke kiri setelah tiba di belakang sedan di depan ku. Dan itu berarti secara tidak langsung ia memaksa ku bergeser ke kiri, keluar dari jalan aspal. Aku tentu saja kesal. Nyebelin banget tu orang. Tampaknya ia gak tahan melihat (sekitar) 3 meter jalan di depannya kosong, dan hanya dihuni oleh sebuah beat. Di tengah kekesalan ku, aku sempat melihat si sopir, yang masih muda, melihat spionnya. Mungkin untuk memastikan ia tidak mengenaiku. Percuma…pikirku. Tentu saja nggak kena. Aku kan terpaksa bergeser, karena nggak mau diserempet oleh mobilnya.

Emosiku pun terusik. Tapi aku tidak terpikir untuk mengklaksonnya. Sudahlah….lebih baik aku segera berlalu saja dari si sopir Kijang nyebelin itu. Tentunya kondisi saat itu memaksaku menikmati jalan becek di tepi aspal. Cukup banyak juga mobil – mobil yang  ku lewati. Sampai di suatu tempat yang beceknya parah, aku hendak kembali naik ke jalan aspal. Saat ada kesempatan, aku menggas beat ku sedikit lebih kencang. Maksudnya supaya nggak tercium oleh mobil di belakang.

Tapi sayang, kondisi jalan yang licin, membuat beat ku terpeleset. Aku pun tidak sempat menginjakkan kaki. Akhirnya aku dan beatku tersungkur. Alhamdulillah mobil di belakang ku segera berhenti. Dan banyak orang berlarian hendak menolong ku, terutama anak – anak sekolah berseragam SMA. Anak – anak  itu mengamankan motorku, melihat aku bisa berdiri sendiri. “Ibu nggak pa pa ?” tanya mereka. “Nggak pa pa,” jawabku. “Makasih banyak ya dik”.

Alhamdulillah, aku merasa tidak apa – apa. Hanya terasa pedas sedikit di kedua lutut dan mata kaki. Aku pun memeriksa kondisi motorku. Lecet – lecet di bagian bawah karena tergerus aspal. Stang setir agak miring ke kanan, dan spion kanan yang bengkok. Tapi starter, rem, klakson, dan lampu sign masih berfungsi dengan baik.

Aku pun hendak meneruskan perjalanan ke rumah teman. Tapi tak lama kemudian, nyeri di kaki semakin terasa. Aku pun khawatir dengan kondisi motorku. Akhirnya aku putar arah, kembali ke rumah. Sesampai di rumah, kuobati luka – lukaku. Tak lama kemudian, bersama beat yang cedera, aku meluncur ke bengkel langganan.

Alhamdulillah, ternyata motorku tidak mengalami kerusakan parah. Stang setir kembali seperti semula setelah diperbaiki oleh montir. Dan ternyata motorku tidak perlu dipres, yang biayanya cukup mahal. Senangnya lagi, bengkel resmi itu tidak mengenakan tarif. “Bawa aja,” katanya. Aku pun segera meninggalkan bengkel setelah menyisipkan sedikit tips ke montir.

Alhamdulillah, kecelakaan ini mengantarku pada hikmah yang banyak. Dan aku pun merasa, bahkan dalam musibah pun, Allah menunjukkan betapa besar kasih sayang – Nya. Semoga kejadian ini tidak terulang lagi.

Saran untuk pengendara :

1. Jangan membawa kendaraan saat emosi sedang naik. Seingatku sebelum kejadian, aku sempat kesal dengan si pengendara Kijang. Tampaknya rasa kesal itu mempengaruhi caraku berkendara.

2. Hati – hati saat berjalan di jalan licin, becek, berlumpur, dll. Sebaiknya hindari saja jalan seperti ini. Jika terpaksa, lalui dengan kecepatan lambat, dengan kedua kaki siap siaga untuk menapak di jalan.

3. Khusus untuk pengendara sepeda motor, gunakan pakaian pelindung ekstra, seperti helm yang memenuhi standar, jaket, sepatu yang nyaman, sarung tangan, masker, dll. Pakaian ini akan melindungi kita dari panas, debu, polusi. Bahkan ketika terjatuh ia pun dapat melindungi tubuh dari cedera. Waktu kejadian kemarin, luka yang saya alami tidak begitu banyak, dan hanya luka ringan. Bahkan di bagian tangan tidak cedera, terlindung oleh sarung tangan dan jaket yang akhirnya sobek

4. Banyak beristighfar dan berdo’a memohon keselamatan selama di jalan. Karena kecelakaan bukan saja terjadi karena kesalahan kita, tapi seringkali juga disebabkan oleh kelalaian pengguna jalan lainnya.

5. Pikirkan juga keselamatan orang lain. Hargai mereka. Jangan ambil haknya. Jangan zolimi mereka.

Saran untuk pemerintah :

Tingkatkan kualitas jalan. Segera perbaiki jalan yang rusak. Seringkali kecelakaan terjadi karena kualitas jalan yang tidak memadai. Beberapa hari yang lalu, di depan mataku seorang ibu jatuh terbalik bersama motornya saat ia mengelak dari pengendara motor yang memotong seenaknya. Kebetulan sisi kiri jalan berlubang. Mungkin jika jalan itu tidak berlubang, si ibu tidak akan jatuh.

Aku pun juga pernah hampir jatuh setelah terperosok ke dalam lubang. Waktu itu aku sama sekali tidak menyangka jika lubang yang dipenuhi air keruh itu, cukup dalam. Aku pun juga teringat seorang bapak yang koma dan akhirnya meninggal setelah terperosok ke dalam lubang di tengah jalan.

Semoga pengguna jalan yang bertanggung jawab dan pemerintah yang amanah, akan menciptakan lalu lintas yang lebih nyaman dan aman. Semoga…..

2 Responses to "Gara – Gara Jalan Rusak"

Emang musti hati-hati bu di jalan… apalagi kalau emosi sedang tidak stabil..

Salam kenal.. saya tau blog ini dari blog dpratanjungbarat.wordpress.com

Iya, makasih. Salam kenal kembali.

Leave a comment

November 2009
M T W T F S S
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
30  

Recent Comments

septia susetyo on Kapok Pake JNE
Panca on Kapok Pake JNE
privat name on Kapok Pake JNE
Erlina on Kapok Pake JNE
Erlina on Kapok Pake JNE

Visitor Location

Blog Stats

  • 237,114 hits