Yenni Hartati's Blog & Shop

Archive for June 2009

Senin, 18 Juni 1979

Di sebuah rumah sakit, dalam ruang yang tidak begitu luas, seorang wanita muda sedang berjuang antara hidup dan mati. Segenap tenaga dikerahkan. Peluh pun bercucuran. Hingga terdengarlah tangis seorang bayi…memecah kesunyian dini hari. Seorang bayi perempuan dengan bobot 3 kg lebih, telah lahir ke dunia. Bertambahlah jumlah manusia. Bertambahlah jumlah wanita yang menjadi ibu. Bertambahlah jumlah pria yang menjadi ayah. Bertambah pula jumlah nenek dan kakek. Hari itu, Senin, 18 Juni 1979 atau bertepatan dengan 22 Rajab 1399 H.

Segenap keluarga menyambut si bayi dengan suka cita. Terutama ibu dan ayah. Sang ayah, Yusuf, hendak mengukir namanya pada nama si bayi. Sang ibu, Rahmiyati, pun tidak mau ketinggalan. Sang ayah juga hendak mengabadikan nama bundanya yang telah tiada, Hanuyah. Bagian – bagian nama itu dirangkai bersama bagian nama bulan, Juni, saat si bayi dilahirkan. Jadilah si bayi dinamakan Yenni Hartati. Ditambah dengan harapan, agar si bayi menjadi insan yang jenius.

Kamis, 18 Juni 2009

Seorang wanita duduk terpekur. Merenungi perjalanan kehidupannya. Mengingat waktu yang telah dihabiskannya. Dialah bayi itu. Bayi mungil yang dulunya tiada daya upaya, kini telah menjadi wanita dewasa. Bayi mungil yang dulunya tidak bisa terpisah dari kedua orang tua, kini berjarak ratusan kilometer dengan ayah dan bunda. Waktu telah membawanya jauh.

Bayi mungil dan wanita yang duduk terpekur itu adalah aku. Sebenarnya bagiku peringatan ultah tidak begitu berbeda dengan hari biasa. Untuk berkomtemplasi jangan hanya ketika ultah. Bertambahnya umur juga terjadi setiap waktu, hari, tidak hanya setahun sekali.

Namun ultah kali ini, terasa lebih istimewa. Kenapa ? Ada beberapa hal yang menjadi penyebabnya, yaitu : Read the rest of this entry »

MSK Kreasiku

MSK Kreasiku

Keinginan untuk memasak macaroni schotel  sebenarnya sudah lama ada. Namun, karena belum punya resep  yang pas, dan belum ada oven, terpaksa makaroni yang sudah lama dibeli tersimpan lama di lemari. Alhamdulillah kemarin, keinginan ini terwujud juga. Awalnya karena saya mendapat tugas membawa konsumsi ke pengajian rutin. Saya ingin menghadirkan makanan bergizi, murah, bersih, dan sehat untuk teman – teman dan anak – anaknya yang biasa ikut serta. Untuk memenuhi semua itu, jalannya tak lain adalah dengan memasak sendiri.

Saya sempat bingung mau masak makanan apa. Untungnya saya segera teringat bahan makaroni di lemari. Kebetulan saya juga sudah mendownload resep Makaroni Schotel Kukus dari blog nya Teh Irma. Makasih ya Teh resepnya. Kini, belum adanya oven tidak menghalangiku untuk memasak salah satu makanan favorit keluarga.

Karena saya adalah “chef” pemula, resep dari Teh Irma saya modifikasi sedikit. Saya belum tahu apa itu Green Pepper Cream Cheese, dan belum sempat mencarinya di supermarket. Jadi  saya ganti dengan keju cheddar dan lada putih. Saya juga mengganti daging asap dengan kornet. Supaya cukup untuk 20 orang, takaran bahan juga saya naikkan 2 hingga 4 kalinya. Read the rest of this entry »

Kualitas layanan kesehatan yang buruk dan tidak menyenangkan juga beberapa kali saya dan keluarga alami.

Pengalaman pertama

Peristiwa ini terjadi  saat ibu saya dirawat di salah satu rumah sakit swasta di Palembang. Waktu itu ibu saya jatuh dari motor, setelah terkejut dan menghindari sebuah mobil yang tiba – tiba berbelok ke jalur ibu. Ibu sempat pingsan di tempat. Alhamdulillah ada pengguna jalan yang menolong ibu dan membawa ke RS swasta tersebut yang memang paling dekat. Kebetulan ibu dan keluarga kami adalah pelanggan RS itu. Alasannya karena RS tsb paling dekat dengan rumah dan melayani pasien yang berobat dengan Askes.

Kecelakaan itu terjadi H-3 Lebaran Idul Fitri 2008. Ibu mengalami shock ringan, dan memar di bagian muka, tangan, dan kaki sebelah kiri. Hari pertama dirawat di RS itu, ibu diberi cairan melalui infus, obat oral (sepertinya analgetik), dan diolesi Trombophob gel di bagian memar. Namun tidak ada dokter yang datang.

Hari kedua dirawat, ibu menjalani pemeriksaan rontgen. Tapi hasilnya belum bisa diketahui, karena harus dibaca oleh dokter spesialis radiologi yang sudah cuti. Sampai hari kedua ini pun, dokter penyakit dalam belum datang untuk memeriksa ibu. Setelah ditanya ke perawat, dokter sudah cuti, dan baru masuk lagi 2 hari setelah lebaran (tanggal 4 Syawal). Berarti ibu saya baru akan diperiksa dokter setelah seminggu dirawat di RS itu ?! Read the rest of this entry »

Tags:

Siapa yang tidak kenal Prita Mulyasari ? Beberapa minggu belakangan, nama Prita semakin tenar karena kasus yang dialaminya. Kasus ini berawal dari email curhat yang dikirim Prita ke teman – temannya. Dengan cepat, email pun menyebar ke milis – milis. RS Omni International Tangerang yang disebut – sebut di dalam email itu, merasa gerah. Dengan gegabah, RS Omni pun menempuh jalur hukum. Prita akhirnya dijebloskan ke penjara dengan tuduhan pencemaran nama baik. Mungkin RS Omni hendak menunjukkan ‘power’nya dan memberi efek jera pada Prita.

Tapi ternyata, apa yang dilakukan RS Omni justru menjadi bumerang bagi rumah sakit yang menyebut dirinya international itu. Email yang awalnya dikonsumsi oleh segelintir kecil pengguna internet, kini menjadi berita besar yang didengar, dibaca, dan disaksikan oleh puluhan juta rakyat Indonesia. Kasus Prita diberitakan di TV – TV, ditulis di koran – koran dan majalah. Dukungan untuk Prita datang dari masyarakat luas. Bahkan Presiden SBY dan capres – cawapres lainnya angkat bicara dan mengunjungi Prita di LP.

Sebaliknya, kecaman untuk RS Omni datang bertubi – tubi. Nama international RS Omni pun dipertanyakan. Izin operasinya pun dipertaruhkan. Parahnya lagi, korban – korban dugaan malpraktek RS Omni bermunculan. Sebut saja bu Juliana yang salah satu bayi kembarnya mengalami kebutaan setelah dilahirkan prematur. Juga ada bu Fia (kalo gak salah namanya) yang kehilangan adiknya Alan, setelah mengalami keracunan obat di RS Omni.

Pelajaran apa yang bisa kita ambil dari kasus ini ?

  1. Perusahaan pemberi jasa harusnya menanggapi complain konsumen dengan baik, menyelesaikan dengan kepala dingin. Jika memang salah, seharusnya dengan legowo meminta maaf. Hal ini akan melunakkan hati konsumen. Tidak muncul efek anti dan jera. Bahkan bisa jadi konsumen akan memuji sifat gentle perusahaan pemberi jasa tersebut dan menceritakannya ke mana – mana.
  2. UU ITE dan Undang – Undang serta peraturan lainnya yang mengancam kebebasan mengeluarkan pendapat perlu dikaji lagi. Harapan kita, DPR dan Pemerintah membuat UU dan peraturan yang adil untuk semua pihak.
  3. Konsumen harus lebih kritis, berani bertanya, mengajukan keberatan jika tidak sesuai. Namun juga harus berhati – hati dalam mengungkapkan curahan hati. Jangan sampai niat baik kita agar peristiwa tertentu tidak terjadi pada orang lain, berujung pada jeratan hukum yang bisa jadi disalahgunakan.
  4. Kasus ini mencerminkan buruknya kualitas layanan yang diberikan kepada konsumen. Seringkali konsumen diperlakukan sebagai objek yang lemah. Hal ini harus diperbaiki. Karena konsumen sudah memberikan kewajibannya (membayar), maka ia pun berhak mendapatkan pelayanan yang sesuai. Buruknya layanan tidak hanya terjadi di dunia medis, tapi juga perusahaan lain yang berhubungan langsung dengan konsumen. Seperti bank, sarana transportasi, restoran, dan lain – lain.
Contoh Produk

Contoh Produk

Alhamdulillah, satu lagi agenda Bidang Kewanitaan PKS DPC Jagakarsa berjalan dengan lancar. Biro POS KK (Pos Keadilan Keluarga), yang merupakan salah satu biro di Bidang Kewanitaan mengadakan Pelatihan Sulam Pita. Acara yang digelar pada hari Ahad, 31 Mei yang lalu ini, dihadiri oleh 52 orang lebih. Para peserta adalah ibu – ibu dan remaja putri anggota POS KK atau wakil dari RW – RW sekecamatan Jagakarsa.

Sulam pita saat ini sedang menjadi tren. Produk yang dihiasi dengan sulam pita akan tampak lebih cantik dan nilai ekonominya makin tinggi. Baju, kerudung, mukena yang terbuat dari bahan biasa akan menjadi istimewa dan mahal harganya dengan sulam pita.

Tak heran jika ibu – ibu begitu antusias mengikuti pelatihan ini. Mereka dengan tekun dan teliti berlatih tahap demi tahap sulam pita. Para peserta dibimbing oleh 4 orang trainer, yaitu bu Maike, Ria, Titi, dan Yayan. Keempat ibu ini berasal dari DPRa Lenteng Agung. Mereka sudah memiliki usaha sulam pita dengan order yang lumayan.

Suasana Pelatihan

Suasana Pelatihan

Personal Touch

Personal Touch

Dalam pelatihan ini, peserta diajarkan cara menyulam batang, daun, putik, bunga melati, mawar, dan lain – lain. Alat yang digunakan tidak banyak dan sederhana, yaitu ram / bidangan, jarum tajam dan tumpul, gunting khusus, dan korek api. Bahan yang digunakan adalah benang sulam, kain yang telah digambari pola, serta pita aneka warna, ukuran, dan jenis. Setelah dipelajari, ternyata sulam pita ini tidak serumit yang dibayangkan. Peserta pun tampak puas dengan hasil sulamannya.

Peserta Terbaik

Peserta Terbaik

Di akhir acara, bu Ria memilih satu orang peserta terbaik. Kriterianya adalah hasil sulaman yang banyak, dan rapi. Peserta terbaik jatuh pada mba Yanah dari DPRa Ciganjur. Ia pun diberi hadiah dari Bidang Kewanitaan PKS DPC Jagakarsa. Wah…senangnya….sudah mendapat ilmu, membawa pulang alat dan hasil sulaman, dapat hadiah lagi….

Tepat pada pukul 12 WIB, acara usai. Peserta pulang dengan hati senang. Mereka bertekad untuk menularkan ilmu yang didapat kepada ibu – ibu anggota POS KK lainnya. Mereka pun akan terus berlatih dan mencoba kreasi sulam pita lainnya, seperti pesan bu Ria. Alhamdulillah, semoga ilmu sulam pita ini bermanfaat untuk mengisi waktu, melatih keterampilan, dan meningkatkan ekonomi keluarga.


June 2009
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  

Recent Comments

septia susetyo on Kapok Pake JNE
Panca on Kapok Pake JNE
privat name on Kapok Pake JNE
Erlina on Kapok Pake JNE
Erlina on Kapok Pake JNE

Visitor Location

Blog Stats

  • 237,127 hits